SEKILAS TENTANG PERSADA AGUNG

A. SEJARAH BERDIRINYA PERSADA AGUNG

Persada Agung (Persaudaraan Antar Guru Ngaji) didirikan di Bondowoso pada tanggal 15 Sya’ban 1422 H / 01 November 2001 M oleh KH. MA Syaifur Ridjal AS atau lebih familiar di panggil Gus Saif, dengan misi utamanya sebagai wadah silaturrahim antar sesama Guru Ngaji. Gus Saif merupakan putra dari KH. Abdul Chalim Shiddiq dan pada saat mendirikan Persada Agung merupakan Ketua PC NU Bondowoso.

Beliau melihat sosok Guru Ngaji yang sebenarnya memiliki peran penting dalam membentuk sikap ke-Islaman seseorang sering di tempatkan dalam strata sosial pinggiran di masyarakat dan sebagai obyek santunan. Padahal para tokoh agama, tokoh masyarakat bahkah pejabat merupakan hasil didikan para Guru Ngaji. Kegelisahan Gus Saif dalam melihat fenomena tersebut membuahkan gagasan untuk menyetarakan peran Guru Ngaji dalam struktur sosial masyarakat dengan mengkomunikasikan permasalahan tersebut kepada para pembuat kebijakan publik. Sayangnya usulan tersebut ditangkap secara salah dimana pemerintah memberi insentif kepada Guru Ngaji yang pola penyalurannya dipandang bisa merusak mentalitas Guru Ngaji. Oleh karena itu untuk tetap mempertahankan genuinitas (keaslian) motivasi Guru Ngaji dengan segala tradisi Thoriqoh Salafus Sholih-nya maka Gus Syef membentuk wadah para Guru Ngaji yang bernama Persada Agung.

B. LATAR BELAKANG & MOTIVASI PENDIRIAN PERSADA AGUNG

Sebagaimana tertuang dalam mukadimah Anggaran Dasar Persada Agung, Latar Belakang & Motivasi pendirian Persada Agung adalah:

1. Apabila ditinjau dari tindak langkahnya Guru Ngaji merupakan orang yang berpegang teguh pada al‑Quran, mengikuti Sunnah Rasul al‑Amin Saw., melaksanakan thoriqoh salafus sholih ala Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan teguh pendirian. Mereka merupakan pribadi yang mulia sebagaimana Hadist Rasululloh Saw “Khoirukum Man Ta’allamal Qur’aana Wa ‘Allamahu” yang artinya “sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya”.

2. Al Qur’an juga memerintahkan agar beberapa orang dalam suatu golongan mendalami Dienul Islam untuk memberi peringatan kepada kaumnya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya (QS: At Taubah:122). Peran mendalami dan memberi peringatan kepada sebagian golongan yang lain itulah yang dilakukan Guru Ngaji. Namun peran mulia belum ditempatkan dalam struktur sosial secara adil sehingga Guru Ngaji masih dianggap sebagai kelompok pinggiran.

3. Sejarah membuktikan bahwa eksistensi Guru Ngaji di Indonesia merupakan salah satu pilar penting pembangun peradaban Islam sekaligus peradaban Indonesia. Guru Ngaji selama ini memiliki kontribusi cukup besar bagi pembentukan, perbaikan, pembinaan dan pembangunan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia. Namun demikian hingga pada saat ini Guru Ngaji belum memperoleh perlakuan yang adil dalam kebijakan publik.

4. Merupakan kenyataan bahwa pada saat ini dan masa yang akan datang, masalah tegaknya moralitas dan nilai-nilai Robbani menghadapi tantangan besar oleh gencarnya penyebaran nilai-nilai yang bertentangan dan mengancamnya. Oleh karena itu eksistensi Guru Ngaji perlu terus dipertahankan, bahkan sangat perlu ditingkatkan peranannya dalam membangun Insan Kamil.

5. Untuk mewujudkan cita‑cita luhur tersebut diperlukan ikatan antar Guru Ngaji yang kuat dalam suatu organisasi yang memiliki visi khidmah. Antar Guru Ngaji perlu mengikatkan diri dalam jalinan yang kuat dan kokoh guna mewujudkan khidmah lil ummah secara optimal. “Kebenaran yang tidak terorganisir dengan baik akan mampu dikalahkan kebatilan yang terorganisir ”. Sebab berjama’ah itu merupakan rahmat.

C. LEGALITAS

Untuk memenuhui kebutuhan keabsahan hukum sebagai organisasi, maka AD/ART Persada Agung telah disahkan dalam bentuk Akte Notaris melalui Notaris Bambang Hermanto, SH No: 6 tertanggal 26 Maret 2004 dan didaftarkan di Panitera Pengadilan Negeri Jember Pada hari Selasa, Tanggal 13 April 2004, dengan Nomor: 02/P/2004.

D. AZAS AQIDAH & TUJUAN PERSDA AGUNG

Asas

Berdasar pasal 4 Anggaran Dasar Asas Persada Agung adalah berasaskan Pancasila

Aqidah

Berdasar Pasal 5 Anggaran Dasar, Persaudaraan Antar Guru Ngaji beraqidah Islam ala Thoriqoti Ahlis‑Sunnah Wal Jama`ah dan bermadzhab salah satu dari empat Imam yakni Imam Syafi’ie, Imam Hanafi, Imam Maliki dan Imam Hanbali.

Sifat

Berdasar pasal 6 Anggaran Dasar, Organisasi Persada Agung bersifat kekeluargaan, keagamaan serta independen, tidak berfihak kepada salah satu organisasi sosial dan politik.

Tujuan

Berdasar pasal 7 Anggaran Dasar, Tujuan di bentuknya Persada Agung adalah untuk:

  1. Menjamin berlakunya ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.
  2. Memberi dorongan, dukungan serta pertimbangan kepada para Guru Ngaji dalam mengqur’aniyahkan masyarakat.
  3. Menciptakan silaturrahim yang lebih nyata, terencana dan terorganisir antar Guru Ngaji,dengan tidak membeda‑bedakan status sosialnya.

E. STRUKTUR KEKUASAAN DAN STRUKTUR PIMPINAN

Struktur Kekuasaan

a). Musyawarah Dewan Pendiri

Memiliki kekuasaan tertinggi dalam pengambilan keputusan organisasi

b). Musyawarah Kubro

Memiliki kekuasaan tertinggi dalam pengambilan keputusan organisasi pada tingkat pusat

c). Musyawarah Daerah

Memiliki kekuasaan tertinggi dalam pengambilan keputusan organisasi pada tingkat Kabupaten/Kota

d). Musyawarah Desa

Memiliki kekuasaan tertinggi dalam pengambilan keputusan organisasi pada tingkat Desa

Struktur Kepemimpinan

Struktur Pimpinan Persada Agung adalah:

a. Pengurus Pusat

Melingkupi wilayah seluruh Indonesia

b. Pengurus Daerah

Melingkupi wilayah satu Kabupaten/Kota

c. Pengurus Desa

Melingkupi Wilayah satu Desa

Struktur Pembantu Pimpinan

1. Koordinator Wilayah

Pembantu Pengurus Pusat dalam Lingkup satu Provinsi

2. Koordinator Kecamatan

Pembantu Pengurus Daerah dalam lingkup satu Kecamatan

F. PROGRAM KERJA

Program Kerja Organisasi tercermin dalam divisi-divisi yang ada dalam kepengurusan, yaitu:

Divisi Pengembangan Thoriqoh Sa­la­fus Sholeh;

Bertugas meles­tari­kan dan mengembangkan tra­disi salafus sholeh di tengah-tengah masya­rakat seperti : Khotmil Qur an, Tadarrus Al Qur’an, Jama’ah Tahlil, Jama’ah Sho­la­wat, dsb. Divisi ini memiliki peranan yang sangat penting karena meru­pa­kan symbol eksistensi organisasi di tengah masyarakat khususnya da­lam membangun silahturrohim antar sesa­ma Guru Ngaji dan merupakan bukti bahwa aktifitas Guru Ngaji meru­pakan kegiatan yang sinergi dengan pemikiran & perju­ang­an generasi sebelumnya.

Divisi Pengembangan Sumber Da­ya Munusia;

Bertugas mening­katkan & mengembangkan skill (kemampu­an) Guru Ngaji dengan cara penye­leng­ga­raan diklat, forum kajian kea­ga­maan, sosialisasi metode penga­jaran Al Qur’an/kitab kuning, pener­bitan bul­le­tin, akses terhadap situs-situs islam, dsb. Divisi ini bertujuan membantu Guru Ngaji agar lebih mudah dalam menjalankan aktifitas hariannya sebagai pengajar Al Qur an dan ilmu agama, karena di sam­ping mereka telah meliki dasar ilmu-ilmu klasik juga dilengkapi dengan penguasaan tehadap metode penyam­paian yang kondisional dan mudah dite­ri­ma oleh masyarakat.

Divisi Pengembangan Ekonomi;

Bertugas mem­buat dan mengelola lem­ba­ga perekonomian Persada A­gung baik dalam bentuk koperasi atau­­pun lainnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa, Setiap aktifitas orga­nisasi selalu membutuhkan dukung­an Amwal (harta) dan Anfus ( jiwa).

Divisi ini dibutuhkan untuk :

1. Memberikan dukungan finan­sial terhadap pe­ran Guru Ngaji dengan tetap melestarikan kon­sep “Al Yadul ‘Ulya Khairun Min Yadis Sufla”.

2. Membudayakan syiar Islam khu­­susnya dalam pelaksanaan konsep-konsep ekonomi Sya­ri’ah.

3. Membangun network/jaring­an kerja untuk me­ngembang­kan potensi bisnis yang dimi­liki Guru Ngaji di setiap daerah.

Divisi Bantuan & Penyuluhan Hu­kum;

Betugas memberikan bantuan, pendidikan dan penyuluhan hukum ke­pada masyarakat khususnya Guru Ngaji sehingga diharapkan dalam melaksanakan aktifi­tasnya dapat se­suai dengan peraturan yang berlaku dan dapat melindungi diri dari teror atau intimi­dasi pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

Divisi Informasi dan Komunikasi;

Bertugas mem­­be­rikan informasi aktifitas Persada Agung kepada masyarakat sehingga eksistensi Guru Ngaji melalui Persada Agung dapat diterima dan dipa­hami baik oleh masyarakat.

Divisi Administrasi dan Kesekretariatan;

Ber­tugas menyiapkan seluruh kebu­tuhan administrasi organisasi dan menga­gendakan seluruh aktifitas Persada Agung.

G. PRINSIP-PRINSIP DALAM MENJALANKAN ORGANISASI

1). Husnun Niyyah (baik dalam niat)

Artinya setiap komponen organisasi ini harus senantiasa berani memperbaharui kemurnian niat dalam menjalankan roda organisasi hanya untuk Khidmah Lil Ummah melalui usaha-usaha menqur’aniyahkan masyarakat. Kesadaran bahwa “Innamal A’malu Bin Niyyah” harus selalu di tumbuhkan agar kemurnian motivasi menjadikan Persada Agung sebagai wadah perjuangan Guru Ngaji meng-Qur’aniyah-kan masyarakat tidak tergadaikan oleh kepentingan sesaat.

2). Husnudz Dzon (berprasangka baik)

Artinya para anggota Persada Agung harus senantiasa membangun kepercayaan satu sama lain dan memahami bahwa perbedaan merupakan energi yang dapat memperkaya prestasi positif bagi ummat apabila perbedaan tersebut di kelola secara baik dan arif. Sikap Husnudz Dzon tersebut harus Dzohiron Wa Bathinan sehingga prestasi-prestasi positif dalam upaya meng-Qur’aniyah-kan masyarakat dapat terwujud dengan mudah. Karena pada dasarnya perbedaan itu rohmah sebagaimana sabda Rosululloh Saw. “Ikhtilafu Ummati Rohmatun”.

3).Husnut Tafahhum (memahami secara baik)

Para anggota dan pengurus Persada Agung diharapkan senantiasa meningkatkan wawasannya sehingga mampu memahami persoalan secara baik (Husnut Tafahhum). Pemahaman yang baik itu akan mampu mengantarkan seseorang untuk bisa menganalisa secara baik (Husnut Tafakkur) dan mengevaluasi secara benar (Husnut Taddabbur). Kemampuan dalam memahami. menganalisa dan mengevaluasi tersebut harus dikuasai secara komprehensip (lengkap) yang penjabarannya adalah dengan melestarikan hal lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik. Dengan demikian fenomena-fenomena yang Musykil dan perbedaan-perbedaan yang berkembang akan bisa disikapi secara arif.

4). Husnul Yaqin (berkeyakinan baik)

Artinya para anggota Persada Agung harus senantiasa membangun sikap optimis dalam menjadikan Persada Agung sebagai wadah perjuangan Guru Ngaji meng-Qur’aniyah-kan masyarakat. Sikap pesimisme yang berlebihan harus dihindari begitupun optimisme yang berlebihan juga harus dihindari. Yang perlu kita lakukan adalah tindakan yang penuh perhitungan dan selanjutnya yakin akan adanya pertolongan Alloh Swt. “Alloh Swt akan menolong hambanya selama hamba itu menolong saudaranya”.

CARA PENDAFTARAN ANGGOTA

Para Guru Ngaji bisa mendaftarkan diri menjadi anggota persada agung melalui Peng -urus Desa, Koordinator Kecamatan, Pengurus Daerah atau langsung ke Pengurus Pusat

PEMBENTUKAN PENGURUS DESA, KOORDINATOR KECAMATAN DAN PENGURUS DAERAH

Bagi suatu wilayah yang belum terbentuk kepengurusan para Guru Ngaji dapat mengubungi Pengurus Terdekat atau Pengurus Pusat untuk melakukan pembentukan kepengurusan.

I. PENUTUP

Demikian sekilas Persada Agung ini disusun untuk mempermudah bagi berbagai pihak yang tergerak untuk terlibat dalam pemberdayaan Guru Ngaji. Bagi Guru Ngaji diharapkan bisa menjadi panduan untuk turut serta menjadikan Persada Agung sebagai wadah perjuangan Khidmah Lil Ummah



HOME | BACK | NEXT

Tidak ada komentar: